Kamis, 16 Februari 2012

WISATA DI KABUPATEN TANAH BUMBU - BATULICIN

 
 

Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai Pantai yang cukup panjang sekitar 200 km, dengan panorama yang indah. Masyarakat yang datang ke Kabupaten Tanah Bumbu setelah melewati Kecamatan Sungai Loban menuju Pagatan akan disambut dengan sejuknya udara laut. Ada tiga lokasi yang sementara ini dijadikan sebagai obyek wisata pantai antara lain wisata Pantai Rindu Alam, Pulau Salak dan Pulau Pagatan.

Obyek wisata alam lainnya adalah sebuah pulau yang terletak di selat laut dan berbatasan dengan Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru dengan luas wilayah sekitar 4500 m² dengan panjang sekitar 15 km terletak memisah.

Kita dapat mengelilingi pulau tersebut naik perahu motor sekitar 1 jam. Konon kabarnya pada tahun 1970 seseorang peneliti dari Amerika pernah mengadakan penelitian dari hasil survey dan observasi terdapat kandungan nikel dan batubara.

Di pulau ini terdapat sumber mata air tawar. Ini menjadi pendapatan masyarakat yang bertempat tinggal disana dengan menjual air tawar ke Batulicin jika musim kemarau. Produksi air bersih rata-rata 40 m³ per hari, kendati kemarau sumber ini tidak pernah kering dengan kualitas air yang jernih.

Di pulau ini juga ada 2 buah lubang yang kedalamannya sekitar 15 m mengarah ke dalam dan apabila kita berjalan di atas lubang tersebut terdengar bunyi dengungan yang memantulkan bahwa lubang tersebut besar.

Menarik untuk menjadi tantangan bagi pecinta alam, serta kita yang ingin menikmati keindahan alam Pulau Sewangi dengan lebatnya hutan di pulau ini, maka ini dikatakan sebagai paru-parunya kabupaten Tanah Bumbu.

Di Kabupaten Tanah Bumbu juga terdapat Goa Sugung yang terjadi dari proses alam terletak di km 44, jalan Kadeco Kecamatan Mentewe dengan luas sekitar 12 ha, dan jarak dari ibukota dapat ditempuh kurang lebih 1,5 jam dengan kendaraan roda 4 dan roda 2.

Sebuah pemandangan yang jarang kita temui disini, kita dapat merasakan kesejukan saat berada di dalam goa, pada hari libur tidak jarang Goa Sugung menjadi pilihan bagi masyarakat sekitar untuk berekreasi. Bagi pecinta goa tempat ini merupakan tantangan tersendiri dan menjadi wahana atau objek penelitian.

Pantai Bunati

Pantai ini terletak di desa Bunati, 196,5 Kilometer dari Banjarmasin sampai ke desa Karang Indah, kemudian menyusuri jalan perkebunan kelapa sawit sepanjang ±5,5 Kilometer. Kondisi Jalan bagus dan bisa dilalui kendaraan roda empat.

Daya tarik pantai ini adalah, Kondisi pantainya masih sangat asri dan sangat bersih. Pantai ini juga sangat landai. Di Pantai ini telah ada tempat-tempat untuk beristirahat berupa “Joglo”, gratis. Di Pantai ini anda akan bisa menyaksikan hamparan dan tebing batubara yang sangat luas dan panjangnya bisa mencapai ribuan meter. Di sebelah timur pantai ini anda juga bisa menyaksikan aktifitas muat tongkang batubara.

Pantai Bunati selalu di kunjungi masyarakat jika ada hari libur apalagi jika lebaran, pengunjung pantai ini pada liburan lebaran bisa mencapai puluhan ribu.

Pantai Angsana

Pantai ini terletak di desa Angsana, 192 Kilometer dari Banjarmasin, kemudian menyusuri jalan perkebunan kelapa sawit sepanjang ±9,5 Kilometer. Kondisi Jalan relative bagus dan bisa dilalui kendaraan roda empat.

Daya tarik pantai ini adalah, Kondisi pantainya masih sangat asri dan sangat bersih, karena bersihnya sampai kita bisa menyaksikan ikan-ikan yang bererenang. Pantai ini juga sangat landai. Di pantai Angsana juga disiapkan sebuah jetty khusus bagi kapal-kapal nelayan atau juga bisa anda pergunakan sebagai tempat yang sangat nyaman untuk memancing. Jetty ini berjarak sekitar 200 Meter dari bibir pantai.

Pantai Setarap
Pantai Setarap dapat di tempuh melalui jalan propinsi sejauh 192 Kilometer dari Banjarmasin, jalur menuju pantai Setarap melalui jalan desa Angsana kemudian menyusuri jalan desa melintasi desa Sumber Baru kemudian melintasi areal perkebunan kelapa sawit dan sekitar 5 kilometer areal hutan dan padang ilalang, total jarak dari jalan raya (aspal) menuju pantai Setarap adalah sekitar 12,8 Km. Kondisi jalan sedang, relative bisa dilalui dengan mempergunakan kendaraan roda 4, ada beberapa bagian mengandung sedikit lumpur dan agak licin tetapi bila kondisi panas tidak banyak berpengaruh.

Daya tarik pantai ini adalah jika anda berkunjung kesana dalam keadaan surut anda akan menyaksikan gugusan batu-batu yang sangat luas dan bermacam-macam bentuk. Dalam keadaan pasang tidak disarankan untuk berenang terlalu jauh kecuali jika mempergunakan alat selam karena begitu banyak batu-batu yang terkadang bisa membahayakan. Kondisi pantainya juga sangat landai dan masih sangat alami.

Pantai Sungai Cuka
Pantai ini berjarak 162,5 Kilometer dari Banjarmasin dan kemudian menysuri jalan desa Sungai Cuka sejauh 7,6 Kilometer. Sepanjang perjalanan anda akan melintasi padang ilalang dan beberapa perkebunan karet yang usia pohonnya sudah relative tua sehingga Nampak seperti hutan.

Daya tarik Di Pantai Sungai Cuka adalah pohon-pohon kelapa yang tinggi, perkampungan nelayan dan pantai yang sangat landai yang panjangnya berkilo-kilometer dan relative bersih. Dari pantai ini anda bisa melihat aktifitas tongkang dan tugboat pengangkut batubara dari kejauhan. Air laut di pantai ini tidak begitu jernih tapi masih Nampak bersih.

Ada pantai lain yang biasanya sangat ramai di kunjungi ketika sedang ada hari libur yaitu pantai Satui Timur akan tetapi tidak di rekomendasikan karena rute jalannya harus mempergunakan jalan perusahaan batubara yang di lintasi oleh mobil-mobil dan truck-truck berukuran sangat besar sehingga bisa berbahaya bagi keselamatan anda.
PASAR TERAPUNG KALIMANTAN SELATAN (BANJARMASIN)



 
Pasar Terapung adalah tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin dan didesa lok Baintan ditepi Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Pasar terapung adalah salah satu fenomena budaya sekaligus atraksi turis populer di Banjarmasin, Kalimatan Selatan. Pasar ini merupakan refleksi budaya orang Banjar yang memandang sungai sebagai sumber kehidupan. Layaknya pasar kebanyakkan, barang yang dijual beragam, mulai sayur, buah, ikan, daging, hingga peralatan rumah tangga. sebagian perahu juga bertindak layaknya restoran terapung yang menjual aneka makanan dan cemilan.
Di pasar ini, para pedagang datang menaiki ketolok (perahu kayu) berisi keranjang-keranjang kosong, untuk kemudian bertemu para petani yang mengangkut keranjang berisi sayur-mayur dan buah-buahan. Kelar bertransaksi para pedagang selanjutnya menyebar ke anak-anak sungai guna menjual dagangannya
Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.
Jika ingin menyaksikan Pasar Terapung, pengunjung disarankan datang pagi hari, sekitar pukul enam. Kita bisa menyaksikan pasar dari darat atau, jika ingin lebih seru, menyewa kelotok dan bergabung dalam kemeriahan pasar.