Kamis, 16 Februari 2012

PASAR TERAPUNG KALIMANTAN SELATAN (BANJARMASIN)



 
Pasar Terapung adalah tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin dan didesa lok Baintan ditepi Sungai Martapura, Kalimantan Selatan. Pasar terapung adalah salah satu fenomena budaya sekaligus atraksi turis populer di Banjarmasin, Kalimatan Selatan. Pasar ini merupakan refleksi budaya orang Banjar yang memandang sungai sebagai sumber kehidupan. Layaknya pasar kebanyakkan, barang yang dijual beragam, mulai sayur, buah, ikan, daging, hingga peralatan rumah tangga. sebagian perahu juga bertindak layaknya restoran terapung yang menjual aneka makanan dan cemilan.
Di pasar ini, para pedagang datang menaiki ketolok (perahu kayu) berisi keranjang-keranjang kosong, untuk kemudian bertemu para petani yang mengangkut keranjang berisi sayur-mayur dan buah-buahan. Kelar bertransaksi para pedagang selanjutnya menyebar ke anak-anak sungai guna menjual dagangannya
Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya.
Para pedagang wanita yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya disebut dukuh, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan. Keistemewaan pasar ini adalah masih sering terjadi transaksi barter antar para pedagang berperahu, yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.
Kini pasar terapung Kuin dipastikan menyusul punah berganti dengan pasar darat. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kuin harus menelan kekecewaan karena tidak menjumpai adanya geliat eksotisme pasar di atas air.
Kepunahan pasar tradisional di daerah "seribu sungai" ini dipicu oleh kemaruk budaya darat serta ditunjang dengan pembangunan daerah yang selalu berorientasi kedaratan. Jalur-jalur sungai dan kanal musnah tergantikan dengan kemudahan jalan darat. Masyarakat yang dulu banyak memiliki jukung, sekarang telah bangga memiliki sepeda motor atau mobil.
Jika ingin menyaksikan Pasar Terapung, pengunjung disarankan datang pagi hari, sekitar pukul enam. Kita bisa menyaksikan pasar dari darat atau, jika ingin lebih seru, menyewa kelotok dan bergabung dalam kemeriahan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar